Blog ini tempat menampung dan menyalurkan aspirasi para guru IPS
Selamat Datang di Komunitas Guru IPS, "Mari kita wujudkan Pendidikan IPS yang maju dan bermartabat"

Rabu, 09 Maret 2011

Penilaian Hasil Belajar

MGMP IPS di tiap Gugus se Kab Kuningan, hari Kamis tanggal 10 Maret 2011 memasuki hari keempat (terakhir). Untuk Gugus Luragung, hari terakhir akan membahas mengenai Standar Penilaian sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007. 
Sebagai bahan acuan kami merangkum juga dari buku sumber yang terbitkan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) tentang Penilaian Hasil Belajar. Penilaian hasil belajar yang dilakukan di setiap satuan pendidikan merupakan tanggung jawab setiap pendidik. Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik  mulai dari rancangan penilaian, pelaksanaan, Analisis hasil, tindak lanjut sampai pelaporan hasil penilaian sebagai bahan pengambilan keputusan. Materi kami sajikan dalam bentuk Slide power point, dan inilah materinya:

Standar penilaian

Jumat, 25 Februari 2011

Guru Overload : Agar Guru Nyambung Bung!


Oleh Sri Endang Susetiawati
Hari Kamis kemarin, MGMP IPS SMP / MTs Kabupaten Kuningan kembali mengadakan pertemuan di setiap gugus wilayah masing-masing. Puluhan guru IPS kembali hadir dalam dalam pertemuan yang bersifat swadaya dan swadana tersebut. Kali ini, dijadwalkan membahas topik mengenai Contextual Teaching and Learning (CTL) dan Model Pembelajaran lainnya.
Sudah diduga sebelumnya, pertemuan yang lebih terkesan sebagai kepanjangan kepentingan dari birokrasi dalam melakukan sosialisasi kebijakan itu akan ditanggapi secara apatis oleh para peserta. Mengapa ? Tampaknya, seperti ada yang tidak “nyambung” antara apa yang dipikirkan dan diinginkan oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas), dengan apa yang dialami dan dirasakan oleh para guru di lapangan. 
Tidak “Nyambung” ?
Apanya yang tidak “nyambung” ? Bagi pemerintah, peningkatan mutu pendidikan sekolah melalui peningkatan mutu dan kompetensi psofesional guru mutlak terus-menerus dilakukan. Bagi guru, pun tentu sepakat.  Masalahnya, ketika bagaimanakah cara meningkatkan mutu dan kompetensi profesional guru itu dilakukan, sesuatu yang “tidak nyambung” itu mulai terjadi.
Bagi pemerintah, peningkatan kompetensi profesional guru dilakukan dengan menuntut banyak hal yang harus dipenuhi oleh guru, antara lain penerapan model pembelajaran yang dianggap efektif. Masalahnya adalah tuntutan atas penerapan model pembelajaran tersebut lebih dirasakan oleh guru sebagai tambahan beban yang lebih bersifat teknis administratif. Bahkan, dalam keadaan tertentu, tambahan beban itu dirasakan sebagai sesuatu yang berlebihan, atau bahkan dianggap telah melampaui daya mampu guru dalam mengemban tugas. Tambahan beban itu sudah dirasakan overload, kelebihan beban bagi guru.    
Kewajiban guru untuk membuat RPP, misalnya, banyak dikeluhkan oleh mereka sebagai sesuatu yang kurang realistis. Belum lagi, guru harus memahami terlebih dahulu mengenai berbagai konsep atau teori mengenai model pembelajaran ? Mengapa banyak dikeluhkan ? Bagi mereka, para guru itu, selalu timbul pertanyaan dalam hati, atau dalam pertemuan terbatas, meski secara berbisik.
“Mengapa Kemdiknas tidak membuat saja RPP itu secara detil dan lengkap ?”
 Pasti, para ahli pendidikan yang ada di Kemdiknas akan mampu melaksanakan tugas tersebut dengan jauh lebih baik. Tugas guru adalah tinggal membaca, memahami dan mengimplementasikannya dalam praktek pembelajaran. Guru akan lebih fokus pada penerapan pembelajaran secara praktis di lapangan sehari-hari.
Sudah pasti, Kemdiknas akan mengatakan bahwa pembuatan RPP adalah bagian dari aspek kompetensi seorang guru, sehingga mau tidak mau harus dibuat oleh guru. Teorinya, agar guru lebih menguasai materi dan proses pembelajaran di sekolah. Teorinya, agar guru dituntut lebih terangsang untuk terus-menerus belajar dan meningkatkan komptensi profesi.
Tidak Signifikan, Tambah Beban
Pertanyaannya, secara praktis, benarkah demikian ? Benarkah kewajiban pembuatan RPP oleh guru akan memberikan dampak langsung secara signifikan bagi peningkatan kompetensinya dalam proses pembelajaran ? Benarkah, kewajiban pembuatan RPP, secara signifikan akan membuat guru menjadi lebih profesional ? Seberapa jauhkah instrumen model pembelajaran, RPP, CTL dan seterusnya, secara signifikan dapat berperan bagi peningkatan kompetensi guru ?
Apa kira-kira jawabannya ? Ini jawaban menurut guru-guru yang pernah ikut acara MGMP untuk beberapa kali. Bagi mereka, semuanya itu tidak memiliki kaitan secara signifikan bagi peningkatan kompetensi guru. Sekali lagi, mereka lebih merasakannya sebagai sebuah beban yang kian menambah beban lebih berat lagi. Tanyakan kepada mereka :
”Apakah yang mereka rasakan ?”
 Hampir dapat dipastikan, kebanyakan mereka akan menjawab :
“Ini hanya menambah beban !”
Apa Kata Guru ?
Lalu, untuk meningkatkan kompetensinya, apa sebenarnya yang lebih dibutuhkan oleh guru saat ini ? Bagaimana caranya agar mereka lebih profesional dalam proses belajar mengajar ? Sekali-kali, ada baiknya pemerintah mau mendengar apa pendapat dari para guru yang sehari-hari mengalami secara langsung dalam praktek, selama bertahun-tahun. Sekali-kali, tidak selalu harus pemerintah yang terus-menerus untuk wajib didengarkan, dan guru hanya sekedar menjadi pendengar yang baik, teerkait dengan apa dan bagaimana sebuah kebijakan atau program itu disosialisasikan.
Pertama, mulailah kebijakan peningkatan kompetensi profesional guru dengan memisahkan antara tugas pokok guru yang bersifat substansial, yaitu menyelenggarakan pembelajaran yang baik, bermakna, efektif dan menarik, dengan tugas-tugas guru yang lebih bersifat teknis administratif. Ada baiknya, tugas teknis administratif itu diambil alih oleh pihak lain, misalnya para ahli administrasi pendidikan atau ahli kurikulum pendidikan yang ada di Kemdiknas. Bila perlu, tugas teknis adminsitratif lainnya, seperti pengolahan data nilai siswa dan sistem pelaporannya dilakukan oleh petugas tersendiri, melalui tenaga adminsitrasi pendidikan  yang disediakan di sekolah-sekolah.
Tujuannya agar guru lebih fokus pada praktek pembelajaran, dan tidak terlalu diganggu oleh hal-hal yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Bukankah di sejumlah sekolah tertentu yang lebih maju telah menerapkan pemisahan tugas teknis administratif tersebut ? Jadi, kalau mau meningkatkan kompetensi guru, maka pemerintah perlu menyediakan tenaga administrasi pendidikan di sekolah-sekolah, di luar tenaga administrasi yang lebih bersifat teknis tata usaha sekolah, yang selama ini telah ada.
Berikanlah tugas itu kepada para ahli administrasi dan kurikulum pendidikan di Kemdiknas untuk menyusun dan membuat panduan bagi guru selengkap-lengkapnya dan sedetil-detilnya.  Angkatlah sejumlah PNS untuk mengisi tugas administrasi pendidikan di sekolah. Sangat mungkin, hal ini akan jauh lebih realistis, dan barangkali lebih efektif dalam meningkatkan komptetensi guru, bila dibandingkan dengan “pemaksaan” beban tugas tersebut kepada guru yang biasa terjadi selama ini.
 “Boleh saja guru merangkap tugas teknis administrasi seperti itu, tapi ada syaratnya” ucap salah seorang guru.
Apakah itu syaratnya ?
“Kurangi beban atau kewajiban jam mengajar guru per minggunya. Samakan dengan dosen yang hanya sekali atau dua kali saja mengajar dalam satu minggunya, bukan minimal 20 jam atau 5 hari kerja per minggunya!” jawab guru dengan tegas.
Ada lagi yang mengusulkan, “imbangi tuntutan beban kerja itu dengan peningkatan kesejahteraan guru yang lebih realistis”.
Apa itu realistis ? Katanya :
“Mengapa  tugas dan kompetensi guru selalu dituntut profesional, sementara penghasilannya masih jauh dari mencerminkan sebuah pekerjaan yang profesional ?”
“Pekerjaan standar profesional, tapi gaji standar karyawan biasa ! Tidak realistis, dan tidak adil !” katanya.
Ada pula guru yang “nyeletuk” ikut mengomentari :
 “Setuju, naikkan gaji guru terlebih dahulu sesuai dengan standar minimal gaji atau penghasilan dari sebuah pekerjaan profesional lainnya, seperti dokter atau pengacara, misalnya”.
Seorang Gayus Tambunan, pegawai negeri Golongan 3 A Ditjen Pajak bergaji Rp 12 juta, masih ada kemungkinan peningkatan tambahan penghasilan melalui sistem remunerasi. Itu pun belum termasuk aksinya dalam melakukan korupsi, yang ternyata tidak terhalang oleh gaji yang sudah jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan gaji guru. Sementara itu, bagi guru yang sudah  Golongan IV A, hanya bergaji seperempatnya saja dari gaji Gayus yang baru Golongan 3 A, tanpa ada remunerasi lagi.
“Kalaupun harus memeroleh tambahan 1 kali gaji, guru harus menunggu tiap bulan Juli atau harus antri menunggu sertifikasi !” keluh sang guru.
“Betapa susahnya menaikkan gaji guru ini ! Tak sebanding dengan begitu mudahnya tambahan kewajiban guru yang harus diemban !”
Buku Gratis Untuk Guru
Selanjutnya, yang kedua adalah jika pemerintah berkeinginan untuk meningkatan kompetensi guru, mungkin akan lebih tepat dengan menyediakan bahan bacaan bermutu khusus untuk guru, seperti buku atau majalah secara cuma-cuma. Perlu ada program khusus di Kemdiknas dalam rangka penyediaan buku berjenis pengayaan untuk guru yang dibagi-bagikan secara periodik secara gratis.
Ada lagi yang dapat dilakukan Kemdiknas  secara realistis dan lebih efektif. Yaitu, adakan Diklat bagi semua guru yang dilakukan secara bertahap, terkait pada peningkatan kemampuan berkomunikasi guru. Bukankah mengajar adalah salah satu bentuk komunikasi ? 
Faktanya, hingga saat ini,  peningkatan kemampuan berkomunikasi, belum masuk dalam materi kuliah yang diajarkan di lembaga pendidikan tenaga kependidikan. Belum ada pula training khusus yang ditujukan untuk pengembangan kemampuan berkomunikasi guru, sekaligus pengembangan kepribadiannya. Kompetensi guru, salah satu unsur pokoknya adalah penguasaan materi pelajaran dan penguasaan “seni” berkomunikasi dalam mengajarkan pelajaran.
Ini Kesimpulannya
Maka, (1) hentikan tambahan beban tugas teknis administratif bagi guru, (2) tugaskan ahli administrasi dan kurikulum pendidikan untuk menanganinya, (3) sediakan tenaga administrasi pendidikan di sekolah, (4) tingkatkan gaji guru sesuai dengan standar minimal pekerjaan profesional, tanpa harus melalui seleksi sertifikasi (5) berikan buku bacaan pengayaan gratis secara periodik, khusus untuk guru, (6) berikan training khusus peningkatan kemampuan berkomunikasi dan pengembangan kepribadian guru, dan (7) berikan penghargaan yang memadai untuk guru yang berprestasi, antara lain melalui penerapan sistem remunerasi.
Kesimpulan itu, untuk apa ? Agar “nyambung” bung !” ***.

Senin, 21 Februari 2011

Internet dalam Pembelajaran IPS


Internet dalam Pembelajaran IPS

Jumat, 18 Februari 2011

Contoh Skenario/RPP berbasis CTL

Berikut terdapat 2 buah contoh RPP yang menggunakan pendekatan CTL, sebagai bahan untuk didiskusikan oleh para guru dalam meningkatkan proses pembelajaran sehingga lebih bermakna bagi siswa. Format berikut sebenarnya tidak baku guru memungkinkan untuk mengembangkan Skenario atau Rencana Pembelajaran yang memungkinkan berbagai model dapat dilakukan dalam proses pembelajaran.
cintoh 1.
SKENARIO/RENCANA PEMBELAJARAN
MODEL: COOPERATIVE LEARNING
TEKNIK: JIGSAW

Jenis sekolah
:
SMP
Mata pelajaran
:
IPS (Geografi)
Kelas/semester
:
VII/Dua
Standar kompetensi
:
Kemampuan memahami perubahan unsur-unsur fisik muka bumi dan pengaruhnya terhadap kehidupan manusia di muka bumi
Kompetensi dasar
:
Kemampuan mendeskripsikan proses-proses yang terjadi di atmosfer dan pengaruhnya terhadap kehidupan
Materi pokok
:
Atmosfer dan pengaruhnya bagi kehidupan
Indicator
:
1.   Mendeskripsikan sifat-sifat atmosfer bumi.
2.   Mendeskripsikan cuaca dan iklim.
3.   Menghitung suhu udara daerah berdasarkan ketinggian.
4.   Menunjukan alat pengukur cuaca dan cara kerjanya.
waktu
:
2 x 40 menit
Tujuan
:
Memfasilitasi siswa agar dapat mendeskripsikan proses-proses yang terjadi di atmosfer.
Media
:
Kartu pembelajaran dan lembar kerja siswa yang berkaitan dengan atmosfer dan pengaruhnya terhadap kehidupan.
Pendekatan
:
CTL
Model pembelajaran/teknik
:
Cooperative learning/jigsaw
Metode
:
Diskusi, Tanya-jawab
Scenario/strategi pembelajaran
1.   Pendahuluan
:
10 menit

a.   Siswa mendapat penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
b.   Mengadakan tanya jawab mengenai atmosfer dan pengaruhnya bagi kehidupan yang sudah dimiliki siswa. (constructivisme and questioning)
2.   Kegiatan inti
:
55 menit

a.   Siswa dibagi kedalam 6 kelompok induk masing-masing anggota kelompok yang nomornya sama membentuk kelompok ahli.
b.   Setiap kelompok ahli mendapat kartu pembelajaran yang harus didiskusikan (inquiry and learning community. Kelompok ahli 1 dan 2 mendapatkan kartu no. 1 tentang lapisan atmosfer, kelompok 3 dan 4 mendapat kartu no. 2 tentang wacana cuaca dan iklim , dan kelompok ahli 5 dan 6 mendapatkan kartu no. 3 tentang alat-alat pengukur cuaca (modeling).
c.   Kelompok ahli 1membahas soal no. 1-3 yang ada dalam kartu no.1 dan kelompok ahli 2 membahas soal no. 4-6.
d.   Kelompok ahli 3 membahas soal no. 1-2 yang ada dalam kartu no. 2 dan kelompok ahli 4 membahas soal no. 3-4
e.   Kelompok ahli 5 membahas soal no. 1-2 yang ada dalam kartu no. 3 dan kelompok ahli 6 membahas soal no. 3-4
f.    Setelah selesai berdiskusi masing-masing kelompok ahli kembali ke kelompok induk untuk melaporkan hasil pembahasan di kelompok ahli, sehingga nantinya dalam kelompok induk akan diperoleh laporan yang lengkap tentang bahasan pembelajaran yang dilaksanakan.
g.   Masing-masing perwakilan dalam kelompok induk mempresentasikan hasil pembahasanya, kelompok lainnya menanggapi dan melengkapi.
3.   Penutup
:
15 menit

a.   Guru memberikan penegasan terhadap hasil diskusi dan presentasi siswa.
b.   Menugaskan siswa untuk membuat laporan secara individu mengenai bahasan LKS pada hari itu. (reflection)
penilaian
:
a.   Partisipasi siswa dalam kelompok
b.   Keberanian mengungkapkan pendapat
c.   Laporan individu
(authentic assessment)


LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS DALAM PEMBELAJARAN
(AUTHENTIC ASSESSMENT)
No.
Nama siswa
Kegiatan
Presentasi
Menanggapi
Bertanya
Menjawab
Total
1.






2.






3.






4.






5.







Keterkaitan rencana pembelajaran dengan komponen CTL.
1.  Kontruktivisme tercermin pada kegiatan Tanya jawab mengenai atmosfer dan pengaruhnya terhadap kehidupan yang sudah dimiliki siswa, yaitu siswa mencoba mengungkapkan konsepsi awal tentang atmosfer dan pengaruhnya terhadap kehidupan. Tahap eksplorasi dilakukan pada tahap berikutnya.
2.  Inquiry dikembangkan saat siswa berdiskusi, menggali informasi dari buku dan mengerjakan lembar kerja.
3.  Questioning dilakukan pada saat terjadi tanya jawab baik dengan guru maupun dengan dengan sesama teman  dalam kelompok atau antar kelompok.
4.  Learning community tercermin dalam kegiatan diskusi.
5.  Modeling dalam rencana pembelajaran ini adalah model yang digunakan berupa gambar lapisan atmosfer pada lembar kerja serta alat-alat pengukur cuaca dan iklim.
6.  Reflection tercermin di akhir pembelajaran yaitu dengan menugaskan siswa untuk membuat laporan /catatan hasil pembahasan.
7.  Authentic assessment tercermin dalam penilailan yang menekankan pada berbagai aspek.


Contoh Kartu Pembelajaran
(Untuk Contoh Skenario/Rencana Pembelajaran)
Model: Cooperative Learning
                                                                        Teknik : Jigsaw
Kartu 1
(Untuk Kelompok Ahli 1 dan 2)


LAPISAN ATMOSFER

Amati gambar di atas lalu diskusikan, kemudian gali informasi dari buku. Jawablah pertanyaan berikut ini!
Kelompok ahli 1 membahas soal no. 1 – 3
Kelompok ahli 2 membahas soal no. 4 – 6
1.    Jelaskan ciri-ciri lapisan troposfer pada atmosfer bumi.
2.    Jelaskan ciri-ciri lapisan mesosfer.
3.    Pada lapisan mana terjadi proses cuaca serta lapisan ozon.
4.    Jelaskan ciri-ciri lapisan stratosfer.
5.    Jelaskan ciri-ciri lapisan thermosfer.
6.    Berapakah suhu udara di Lembang yang ketinggiannya 1500 m dpl, jika suhu di Bandung yang ketinggiannya 700 m dpltercatat 260 c, bila diketahui ketentuan setiap kenaikan ketinggian 100m suhu turun 0,650c.



 
 
















Kartu 2
(Untuk Kelompok Ahli 3 dan 4)

Wacana 1
Siang hari ketika ani pulang sekolah , ani merasakan sangat panas sekali, matahari bersinar terik sehingga ani merasa kegerahan, keringat mengalir di keningnya. Akan tetapi ketika jam pelajaran kedua dimulai tiba-tiba langit berubah redup, angin bertiup kencang disertai gerimis. Makin lama hujan semakin besar, udara lembab dan suhu udara terasa dingin. Ani merasa tidak percaya, belum dua jam berlalu cuaca tiba-tiba sudah berubah sedemikian rupa.

Wacana 2
Pulang sekolah ana kehujanan, walaupun pakai paying tetap saja bajunya basah angin bertiup kencang. Ana segera pulang naik angkot, rumahnya tidak terlalu jauh hanya berjarak 5 km saja dari sekolahnya. Akan tetapi Ana sangat heran dan merasa malu karena begitu sampai di dekat rumahnya di situ tidak turun hujan sehingga Ana merasa malu karena bajunya basah. Cuaca memang tidak selalu sama di semua tempat, walaupun jarak sekolah dan rumah Ana relatif dekat.

Wacana 2
Musim hujan telah tiba, seperti tahun sebelumnya Bandung Selatan tergenang banjir. Di Negara kita perubahan musim terjadi dua kali dalam setahun, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Indonesia memang beriklim tropis, matahari bersinar sepanjang tahun, suhu relative tinggi, dan udaranya lembab karena banyak mengandung uap air.   
 
 


























Simaklah bacaan diatas, kemudian diskusikan dan jawablah pertanyaan berikut:
Kelompok ahli 3 membahas soal no. 1 – 2
Kelompok ahli 4 membahas soal no. 3 – 4
1.    Jelaskan perbedaan cuaca dan iklim.
2.    Sebutkan unsur-unsur cuaca dan iklim
3.    Mengapa pada saat turun hujan lebat, ada beberapa daerah sering mengalami banjir.
4.    Pada bulan apa saja Indonesia mengalami musim penghujan? Mengapa?

 
 











 
Kartu 3
(Untuk Kelompok Ahli 5 dan 6)

 


Amati gambar di atas!
Kelompok ahli 5 menjelaskan fungsi thermometer, barometern dan anemometer.
Kelompok ahli 6 menjelaskan fungsi altimeter, hygrometer, dan fluviometer
 









Contoh skenario/RPP 2

 

RENCANA PEMBELAJARAN (LESSON PLAN)
Berbasis Kemampuan
                    
I.      Mata Pelajaran                                    :    Ilmu Pengetahuan Sosial
Materi Pokok                                     :    Kegiatan Pokok Ekonomi
Kelas / Semester                                :    VII / Genap
Pertemuan ke                                     :    1
Waktu                                                :    2 x 45’ (2 JP)
II.         Standar Kompetensi                          :    Kemampuan memahami unsur-unsur usaha berekonomi
Kompetensi Dasar                             :   Kemampuan menganalisis kegiatan pokok
ekonomi dalam kehidupan sehari-hari..
III.         Materi Pembelajaran                          :    Kegiatan Konsumsi Barang dan Jasa

IV.         Kegiatan Belajar Mengajar / Skenario Pembelajaran
No.
Kegiatan
Waktu
Unsur CTL
1.























2.






















3.
Kegiatan awal   :

§  Guru membuka pembelajaran dengan memberikan pertanyaan:
-          Barang apa saja yang kalian makan sehari-hari?
-          Apakah kalian menggunakan barang dalam kehidupan sehari-hari-hari?
-          Apakah kalian menggunakan angkutan ke sekolah?
§  Selanjutnya guru mengarahkan siswa agar tertarik terhadap materi Kegiatan konsumsi dengan menjelaskan bahwa konsumsi merupakan kegiatan pokok ekonomi yang dilakukan setiap hari oleh semua orang.
§  Pembentukan kelompok
-          Siswa diberi kartu yang berisi gambar bintang, topi, bebek, pelangi, gunung dan delman (6 kelompok)
-          Siswa bernyanyi sesuai dengan gambar sambil mencari teman yang menyanyikan lagu yang sama.
-          Setelah bertemu teman-temannya, siswa berkumpul masing-masing kelompok dengan jumlah anggota masing-masing 6 s.d. 7 orang.
Kegiatan Inti :
§  Pembelajaran dilanjutkan dengan metode diskusi melalui cooperatif learning. Guru membagikan  soal yang berkaitan dengan Kegiatan konsumsi  kepada masing-masing kelompok.
§  Masing-masing kelompok mendiskusikan dan mencatat hasil diskusinya.
§  Tiap kelompok menyajikan hasil diskusi masing-masing kelompok 5 menit.
§  Hasil pekerjaan tiap kelompok dikumpulkan. Dan siswa kembali ke tempat duduk masing-masing.
§  Pembelajarn dilanjutkan dengan permainan ADU CEPAT MENJODOHKAN, dengan langkah-langkah:
-          Guru menyediakan kertas yang berisi pertanyaan disebelah kiri dan jawaban disebelah kanan. Guru menjelaskan cara pengerjaannya yaitu: satu orang anggota kelompok mengerjakan soal didepan, setelah itu dilanjutkan oleh anggota kelompok lain terus-menerus secara bergiliran selama 15 menit.
-          Kelompok yang paling banyak menjawab benar diberi hadiah/reword.
§  Hasil pekerjaan kelompok dalam permainan di kumpulkan.
Kegiatan Akhir
§  Guru memberikan waktu pada siswa untuk merenungkan kembali materi Kegiatan Konsumsi.
§  Guru menyimpulkan materi.
§  Siswa mencatat hasil kesimpulannya.





5 menit









5 menit










20 menit




30 menit









20 menit






10 menit





Questi oning






Learning community










Learning community











Authentic








Refleksi


V.      Sarana dan Sumber Pembelajaran
§  Kartu bergambar bintang, topi, bebek, pelangi, gunung dan delman
§  Buku Pelajaran IPS Ekonomi terbitan Tiga Serangkai
§  LKS
§  Gambar-gambar prilaku Komsumsi
VI.      Pendekatan dan Metode
§  Pendekatan CTL
§  Metode Diskusi dan Tanya jawab
§  Model pembelajaran cooperative learning

VII.      Penilaian
§  Penilaian Proses Pembelajaran (Kognitif, Afektif dan Psikomotor)
§  Penilaian hasil pekerjaan kelompok.
§  Soal untuk tiap kelompok:

1).    Apa yang dimaksud dengan konsumsi dalam arti sempit?
2).    Apa yang dimaksud dengan  konsumsi dalam arti luas?
3).    Apa yang dimaksud dengan prilaku konsumtif?
4).    Jelaskan asas-asas dalam melakukan kegiatan konsumsi
5).    Sebutkan barang dan jasa yang digunakan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari!
6).    Sebutkan barang dan jasa yang digunakan oleh keluargamu dalam kehidupan sehari-hari!
7).    Sebutkan kebaikan dari prilaku konsumtif!
8).    Sebutkan kejelekan dari prilaku konsumtif
9).    Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan konsumsi!
§  Soal untuk permainan ADU CEPAT MENJODOHKAN terlampir

Format Penilaian Observasi (Kegiatan Siswa)
No.
Nama Siswa
Penilaian
Rata-rata
1
2
3
4
5
1







2







3







4







5







6







Keterangan :                                                                                              Skor
1.            Aspek keaktifan                                                                            50 - 100
2.            Aspek penilaian
3.            Kerjasama
4.            Mengemukakan pendapat
5.        Menjawab pertanyaan

Mengetahui:
Kepala UPTD SMP Negeri 2 Lebakwangi

Lebakwangi, 2 Januari 2006
Guru IPS i,





MENJODOHKAN
KIRI
KANAN
1.      Kegiatan memakai atau menghabiskan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan disebut
2.                     Asas yang mengandung pengertian bahwa jumlah nilai barang yang dikonsumsi lebih kecil dari pada penghasilan.
3.                 Asas yang mengandung arti penggunaan jumlah barang yang dikonsumsi sama dengan penghasilan.
4.      Andi sakit, sehingga ia berobat ke dokter. Kegiatan andi termasuk konsumsi
5.                   adalah kecenderungan melakukan kegiatan konsumsi sebanyak mungkin.
6.      Orang yang melakukan kegiatan konsumsi
7.      Keburukan dari prilaku konsumtif yaitu berbelanja secara berlebihan mengakibatkan
8.      Semakin banyak jumlah anggota keluarga maka penggunaan barang untuk dikonsumsi akan lebih
9.      Jika harga barang mahal, maka jumlah konsumsi masyarakat  lebih
10.  Asas  yang mengandung pengertian bahwa penggunaan barang/jasa yang dikonsumsi lebih besar daripadapenghasilan disebut
A.    jasa
B.     konsumen
C.     sedikit
D.    Konsumtif
E.     pemborosan
F.      barang
G.    banyak
H.    konsumsi
I.       Asas Depisit
J.       Daya beli
K.    Asas berimbang
L.     Konsumtif
M.   Surplus



Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Grants For Single Moms